Minggu, 17 Januari 2016
Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umaya
sejarah berdirinya dinasti bani umayya
A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah
Pengertian kata Bani
menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian yang
dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin Abdu
Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan
raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan
demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-raja yang
memerintah yang berasal dari Bani Umayah.
Adapun istilah lain yang sering
digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan,
pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara
yang diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.
Dinasti Bani
Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M di Damaskus
dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah
seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam
pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil
alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah
Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah bin
Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah.
Oleh karena itu Muawiyah bin
Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani Umayah. Dilihat dari
sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan kekuasaannya, terutama pada
masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata Bani Umayah selalu
lebih unggul dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan Bani Umayah
memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan
2.
Umayah memiliki harta yang cukup
3.
Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di
masyarakat, di antaranya Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.
Sebagaimana
yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan pemimpin pasukan
Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.
Keluarga Bani Umayah masuk
Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8 H. Abu Sofyan
diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah satunya
adalah barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk kedalam
Masjidil Haram dan rumahnya Nabi SAW maka dia juga akan merasa aman. Dengan ini
banyak kaum dari kalangan Bani Umayah yang berduyun-duyun untuk masuk Islam dan
menyebarkan Islam keberbagai wilayah.
B.
Silsilah
Keluarga Bani Umayah
Secara geneologis (garis
keturunan) Muawiyah bin Abi Sofyan bertemu dengan silsilah keluarga Nabi
Muhammad SAW pada Abdul Manaf. Keluarga Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan
Bani Hasyim, sedangkan keluarga Umayah disebut dengan Bani Umayyah.
Berikut ini adalah silsilah
Bani Umayyah, yang menunjukkan hubungan kekerabatan antara Keluarga Bani Umayah
dengan Bani Hasyim (keluarga Nabi Muhammad SAW.)
C.
Nama-nama
Khalifah Dinasti Bani Umayah
Nama-nama kholifah Bani
Umayah yang berkuasa selama kurang lebih 91 tahun, terdiri dari empat belas khalifah,
yaitu:
1.
Muawiyah bin Abi Sofyan (41-60 H/661-680 M)
2.
Yazid bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M)
3.
Muawiyah bin Yazid (64-64H/683-683 M)
4.
Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
5.
Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
6.
Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7.
Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-716 M)
8.
Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/716-720 M)
9.
Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
10. Hisyam bin Abdul Malik
(105-125 H/ 724-743 M)
11. Walid bin Yazid (125-126
H/743-744 M)
12. Yazid bin Walid (126-127
H/744-744 M)
13. Ibrahim bin Walid (127-127
H/ 744-745 M)
14. Marwan bin Muhammad (127-132
H/745-750 M)
Di antara 14 orang khalifah
Bani Umayah yang berkuasa selama lebih kurang 90 tahun, terdapat beberapa orang
khalifah yang dianggap berhasil dalam menjalankan roda pemerintahan. Adapun
nama-nama khalifah Bani Umayah yang menonjol karena prestasinya adalah:
1.
Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan
2.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan
3.
Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik
4.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
5.
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
D.
Biografi
Muawiyah bin Abu Sofyan
Muawiyah bin Abu Sofyan
dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum hijriah, dan masuk Islam pada saat
penaklukkan kota Makkah bersama-sama penduduk kota Mekkah lainnya. Setelah
masuk Islam, Nabi Muhammad mengangkatnya sebagai anggota siding dari penulis
wahyu.
Dalam perjalanan sejarah
hidupnya, ia diangkat sebagai gubernur Syam pada masa Khalifah Utsman bin
Affan. Dari sinilah karier politik Muawiyah bin Abu Sofyan di mulai. Setelah
kemenangannya dalam peristiwa “Tahkim Daumatul Jandal” dan proses perdamaian
yang dilakukan Hasan bin Ali dalam peristiwa “Ammul Jama’ah” mengantarkan
Muawiyah bin Abu Sofyan menjadi khalifah dalam pemerintahan Islam.
Adapun langkah pertama yang
dilakukannya adalah memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke
kota Damaskus di wilayah Suriah. Disamping itu ia juga mengatur tentara dengan
cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium,
membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di
pemakaman Bab Al-Shagier.
Sistem kepemimpinan yang
dibangun oleh Muawiyah bin Abi Sofyan adalah menggunakan sistem kerajaan, atau Monarchi
Absolute yaitu sistem pemerintahan yang mewariskan kekuasaan secara turun
temurun. Terbukti Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengangkat Yazid bin Muawiyah (anak
kandung Muawiyah) untuk menjadi putra mahkota, atas saran Mughiroh bin Syu’bah
agar terhindar dari pergolakan politik intern umat Islam.
Gaya kepemimpinan yang
digunakan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan sangat bertolak belakang dengan sistem
kepemimpinan pada masa Khulafaurrosyidin. Pada masa ini sistem kepemerintahan
yang digunakan adalah sistem demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang
berazaskan musyawarah dalam mengambil keputusan dan pemilihan pemimpin
dilakukan oleh rakyat.
Selain perubahan sistem
pemerintahan juga terdapat sistem perubahan yang lain, seperti Baitul Mal. Pada
masa Khulafaurrosidin Baitul Mal ini berfungsi sebagai harta kekayaan rakyat,
dimana setiap warga negara memiliki hak yang sama terhadap harta tersebut. Akan
tetapi berbeda dengan masa Muawiyah yang mana Baitul Mal ini beralih kedudukan
menjadi harta kekayaan keluarga raja.
Diantara kebijakan yang
dilakukan oleh Muawiyah dalam masa pemerintahannya, adalah :
1.
Pembentukan Diwanul Hijabah, yaitu sebuah lembaga
yang bertugas memberikan pengawalan kepada kholifah
2.
Pembentukan departemen pencatatan atau Diwanul Khatam,
yaitu lembaga yang bertugas untuk mencatat semua peraturan yang dikeluarkan
oleh kholifah di dalam berita acara pemerintahan
3.
Pembentukan Dinas pos atau Diwanul Barid,yaitu
departemen pos dan transportasi, yang bertugas menjaga pos-pos perjalanan dan
menyediakan kuda sebagai alat transportasi.
4.
Pembentukan Shohibul Kharraj (pemungut pajak)
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, masih banyak lagi usaha-usaha
yang dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan selama pemerintahannya
Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →
Related Posts:
SEJARAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: