Minggu, 17 Januari 2016
Status ISIS Menurut Pandangan Syariat Islam dan Cara Menyikapinya
Status ISIS Menurut Pandangan Syariat Islam dan Cara Menyikapinya
ANCAMAN RADIKALISME GLOBAL (PANITIA)
Deskripsi Masalah
Radikalisme
adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan/ pergantian
terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya, jika perlu
dilakukan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Atau menginginkan
adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan
masyarakat. Di Indonesia, aksi kekerasan (teror) yang terjadi selama
ini kebanyakan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan/
mendompleng agama tertentu. Agama dijadikan tameng oleh mereka untuk
melakukan aksinya. Selain itu mereka juga memelintir sejumlah pengertian
dari kitab suci. Teks agama dijadikan dalih oleh mereka untuk melakukan
tindak kekerasan atas nama jihad. Di antara yang paling terlihat
baru-baru ini adalah ISIS.
Negara
Islam Irak dan Syiria (ISIS) dikenal sebagai Negara Islam yang
berorientasi di Irak dan Syiria, juga merupakan kelompok militan jihad
atau negara baru yang tidak diakui. ISIS dideklarasikan oleh Abu Bakar
al-Baghdadi pada tanggal 9 April 2013 M. Awalnya para Mujahidin ketika
itu terdiri dari dari lima jama’ah jihad yang berbeda, dipelopori oleh
jama’ah jihad Al Qaeda di Irak telah bersama-sama menghadapi Amerika,
dengan tujuan agar terjadinya keseragaman dalam menghadapi musuh, hingga
akhirnya lahirlah ISIS.
Sejarah Singkat Berdirinya ISIS
Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan kelompok Jihadis yang aktif di
Irak dan Suriah. ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya
berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), tetapi kemudian dibantah oleh
al-Qaida. Demikiran reportase yang dikutip dari laman BBC Indonesia.
Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan
pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. Huruf “S”
dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa Arab “al-Sham”, yang merujuk ke
wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak. Tetapi dalam konteks jihad global
disebut Levant yang merujuk kepada wilayah di Timur Tengah yang meliputi
Israel, Yordania, Lebanon, wilayah Palestina, dan juga wilayah Tenggara
Turki.
Jumlah mereka tidak diketahui
secara pasti, tetapi diperkirakan memiliki ribuan pejuang, termasuk
jihadis asing. Koresponden BBC mengatakan tampaknya ISIS akan menjadi
kelompok jihadis yang paling berbahaya setelah al-Qaida.
Siapa Abu Bakr al-Baghdadi?
Organisasi
ini dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui
tentang dia, tetapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad,
pada 1971 dan bergabung dengan pemberontak yang merebak sesaat setelah
Irak diinvasi oleh Amerika Serikat (AS) pada 2003 lalu. Pada 2010 dia
menjadi pemimpin al-Qaida di Irak, salah satu kelompok yang kemudian
menjadi ISIS. Baghdadi dikenal sebagai komandan perang dan ahli taktik,
analis mengatakan hal itu yang membuat ISIS menjadi menarik bagi para
jihadis muda dibandingkan al-Qaeda, yang dipimpin oleh Ayman
al-Zawahiri, seorang teolog Islam.
Prof
Peter Neumann dari King’s College London memperkirakan sekitar 80%
pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini. ISIS
mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara
Eropa lain, seperti AS, dunia Arab dan negara Kaukakus.
Sumber Dana
Tak
seperti pemberontak di Suriah, ISIS tampak akan mendirikan kekhalifahan
Islam di Suriah dan Irak. Kelompok ini tampak berhasil membangun
kekuatan militer. Pada 2013 lalu, mereka menguasai Kota Raqqa di Suriah –
yang merupakan ibukota provinsi pertama yang dikuasai pemberontak. Juni
2014, ISIS juga menguasai Mosul, yang mengejutkan dunia. AS mengatakan
kejatuhan kota kedua terbesar di Irak merupakan ancaman bagi wilayah
tersebut. Kelompok ini mengandalkan pendanaan dari individu kaya di
negara-negara Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung
pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad.
Saat
ini, ISIS disebutkan menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian
timur Suriah, yang dilaporkan menjual kembali pasokan minyak kepada
pemerintah Suriah. ISIS juga disebutkan menjual benda-benda antik dari
situs bersejarah. ISIS menguasai kota Raqqa dan kota utama Mosul di Irak
utara.
Prof Neumann yakin sebelum
menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS telah memiliki dana serta aset
senilai US$900 juta dollar, yang kemudian meningkat menjadi US$2
milliar. Kelompok itu disebutkan mengambil ratusan juta dollar dari bank
sentral Irak di Mosul. Dan keuangan mereka semakin besar jika dapat
mengontrol ladang minyak di bagian utara Irak. Kelompok ini beroperasi
secara terpisah dari kelompok jihad lain di Suriah, al-Nusra Front,
afiliasi resmi al-Qaeda di negara tersebut, dan memiliki hubungan yang
“tegang” dengan pemberontak lain. Baghdadi mencoba untuk bergabung
dengan al-Nusra, yang kemudian menolak tawaran tersebut. Sejak itu, dua
kelompok itu beroperasi secara terpisah. Zawahiri telah mendesak ISIS
fokus di Irak dan meninggalkan Suriah kepada al-Nusra, tetapi Baghdadi
dan pejuangnya menentang pimpinan al-Qaida.
Di Suriah, ISIS menyerang pemberontak lain dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil pendukung opoisisi Suriah.
Tentang ISIS :
- Memiliki interpretasi Ideologi ekstrem garis keras Islam dan ekstrim anti Barat.
- Meyakini sebagai otoritas sah yang dapat melakukan kepemimpinan perang jihad melawan negara-negara non Muslim dan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mengikuti.
- Membina kaum Muslim untuk menegakkan syariat demi berdirinya cita-cita khilafah.
- Mempromosikan kekerasan agama dengan menerapkan hukuman mati massal terhadap para tawanan, melakukan pembantaian jalanan, dan lain-lain.
- Menganggap mereka yang tidak setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad.
- Sebagian sumber pendapatan berasal dari hasil penculikan, pemerasan harta jarahan terhadap Muslim Syiah atau non-Muslim yang menurut mereka sebagai fai’ atau ghânimah dan kegiatan lainnya secara rutin.
Pertanyaan:
a. Apa status “ISIS” menurut pandangan syari’at?
Jawaban:
Status
ISIS menurut pandangan syari’at adalah kelompok gerakan Islam yang
dianggap bertentangan dengan ajaran Islam ahlus sunah wal jama’ah
Adapun kesalahan ISIS dapat ditinjau dari tiga aspek:
- Dari aspek tujuan politik (siyasah), sebagaimana penjelasan dalam deskripsi yaitu berencana akan menegakkan hukum Islam dapat digolongkan dalam kelompok pemberontak (ahli baghyi). Adapun agenda politik yang sebenarnya ingin dicapai oleh mereka, perlu ada kajian lebih mendalam.
- Dari aspek ideologi (aqidah), tergolong ahli bid’ah wad dlolal.
- Dari aspek aksi (Harokah), tindakan kelompok ISIS dalam mewujudkan tujuan politiknya dengan kekerasan, seperti pembantaian massal, perampasan harta, penganiaan kepada sesama muslim, sebagaimana dalam deskripsi adalah tergolong tindakan kejahatan berat dalam hukum Islam.

Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →
Related Posts:
BERITA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: